Sumber: funpage facebook Humor Politik |
Di Masa lalu kuda adalah
kendaraan perang yang bisa memporakporandakan pasukan musuh. Jika kita melihat
film-film kolosal tentang kerajaan masa lalu maka kuda adalah kendaraan yang
dominan di gunakan. Baru-baru ini di Indonesia KUDA menjadi populer karena komentar
SBY “Hari Raya Kuda”. Entah dari mana SBY menciptakan sebuah hari raya. Dalam
tradisi Jawa kita mengenal tradisi Hari Raya Ketupat, yang mana ketupat selalu
bersanding dengan Opor Ayam, tapi ayamnya terlupakan tanpa hari raya alias tak
ada Hari Raya Ayam. Justru ketupatnya yang memiliki hari raya.
Jika berbicara politik di masa lalu kuda jadi kendaraan perang
dan penyampai informasi politik. Karena Perang sebuah politik sebuah kerajaan
bisa berubah. Saat ini istilah kuda begitu dekat dengan politik. Bercerita
dengan beberapa orang teman sambil menghisap rokok dan menyeduh secangkir kopi,
ternyata ada beberapa istilah dalam politik yang di lekatkan dengan kuda dalam
pada masyarakat awam.
1.
Pasukan Kuda Hitam, entah darimana istilah ini lahir dan siapa
yang pertama kali memberikan istilah. Namun kuda ini tidak jelas apakah kudanya
yang hitam atau pemiliknya berkulit dan berpakaian hitam. Namun yang kedua,
pasukan ini sangat di waspadai karena menyerang massa yang sudah dianggap solid
pada pemilihan kepala daerah dan legeslatif.
2.
Kuda Tunggangan, Kuda memang hewan tunggangan tak seingat saya
tak ada cerita kuda menunggangi manusia, kecuali kudanya marah dan
menginjak-injak manusia. Dalam istilah politik ini adalah orang/ kalangan/
kaum/ umat yang sangat mudah di arahkan untuk kepentingan tertentu. Bahkan
untuk memperjuangkan kepentingan sendiri kadang tak sadar dirinya sedang di
tunggangi. Seperti demo FPI di Jakarta yang mau melengserkan AHOK isunya akidah
agama tapi di tunggangi oleh kepentingan politik tertentu. Sekalipun tak ada
rencana untuk saling menguntungkan tapi tetap saja tertunggangi. Mengutip apa
yang di katakan Presiden Jokowi sejumlah orang tertentu mulai menunggangi aksi
4 november untuk kepentingan politik tertentu. Tapi kadang hal ini jadi
bumerang yang bisa menyerang balik.
3.
Tunggang Menunggangi, Sesama kuda kadang saling menunggangi
(maaf bukan yang itu..,) dalam ilmu biologi disebut simbiosis mutualisme. Satu
sama lain saling menopang sebagai kerja tim, nampak di permukaan memiliki
kepentingan yang sama, namun kepentingan yang sebenarnya tidak ada yang tahu.
Karena selalu ada udang di balik batu. Satu kelompok berharap lawan politiknya
jatuh karena isu besar hingga tujuan politiknya tercapai, kelompok yang lain
terus menerus merongrong isu besar. Akhir cerita semua bertemu di atas meja dan
tangan kadang bermain di bawah meja.
4.
Pengekor Kuda, dalam istilah di Palopo selalu disebut dengan
“sirundu-rundu kotte”. Hal ini paling sering di dapatkan pada kelompok yang
sangat menjunjung tinggi senioritas. Apapun yang di sampaikan senior atau yang
lebih tua itulah yang benar. Tak ada kemandirian yang penting bisa mengekor.
Dalam realitas lain orang yang di anggap kuat selalu di jadikan tempat
menempel. Entah apa kepentingannya selama menerima tempat untuk bisa mengikut,
maka akan mengekor sekalipun hanya sisa-sisa saja yang bisa di dapatkan karena
posisi ekor selalu berada dekat dengan sebuah lubang pembuangan.
Nah..,
itulah contoh atau jenis-jenis istilah kuda dalam politik hasil cerita dengan
teman-teman. Namun entah kenapa selalu muncul dan terlihat bermanfaat ketika
moment-moment politik telah dekat. Mungkin ada benarnya Kuda Adalah Kendaraan
Politik sekalipun hanya sebatas istilah.
Belum ada tanggapan untuk "'Kuda Politik'"
Post a Comment