CBF Wallacea desiminasi capaian program pada acara Lokakarya Para
Pihak dengan tema Mewujudkan Pengelolaan Kompleks Danau Malili Secara
Multipihak dan Berkelanjutan Demi Kelangsungan Hidup Bersama. Kegiatan ini berlangsung di aula serbaguna kantor
Camat Nuha.
Lokakarya ini di hadiri pihak Burung
Indonesia, Perkumpulan Wallacea, Fakultas Kehutanan dan Perikanan UNANDA
Palopo, Badan Lingkungan Provinsi Sulsel, Kepala Bappeda Luwu Timur, Bappedalda
Luwu Timur, Pemerintah Desa Matano dan Nuha, dan Pokja Perlindungan Danau dari
Desa Matano dan Nuha, tiga mitra
Burung Indorensia yaitu Perkumpulan Walacea, Fakultas Perikanan dan Kehutanan
UNANDA mempresentasekan capaian program selama lebih dari satu tahun di area
kompleks danau Malili.
Pada kesempatan ini kepala Bappeda Luwu Timur Drs. Muh. Abriza menjelaskan pelestarian danau Malili yang
kaya akan flora dan fauna endemik harus diletarikan. Salahsatu langkah yang efektif
adalah Penataan dan
pengelolaan ruang pada tiga danau tersebut (Matano, Mahalona dan Towuti).
Selain pelestarian penataan dan pengelolaan ruang yang dilakukan partisipatif
dapat menjadi acuan revisi RTRW Kabupaten yang bertujuan untuk pelestarian kompleks
danau Malili. “Penataan ruang dan program pelestarian yang telah dilakukan oleh
Perkumpulan Wallacea dan UNANDA diharapkan memberi kontribusi besar dalam
pelestarian kompleks danau Malili”.
Menurut Abriza telah banyak penelitian di komplek danau Malili oleh
akademisi dari berbagai negara, namun sampai hari ini sangat minim kontribusi
untuk melindungi dan melestarikan ekosistem danau. Hingga dengan adanya
penataan ruang secara partisipatif dapat melibatkan banyak pihak.
Penataan Ruang Partisipatif
Untuk Perlindungan dan Pelestarian Ekosistem Danau
Pelestarian kompleks danau Malili
(Matano, Mahalona,dan Towuti)menjadi tanggungjawab semua pihak yang berada di
sekitar danau dan semua pihak yang berkepentingan. Selain pelestarian flora dan
fauna endemik penataan ruang juga menjadi hal penting dalam mendukung
pelestarian kompleks danau Malili.
Penataan ruang secara partisipatif adalah sebuah model penataan ruang yang
langsung dilakukan oleh masyarakat yang tidak hanya menitik beratkan lahan
kelola masyarakat, tapi juga terkait pelestarian ekosistem. Penataan ruang ini
berisi beberapa hal yaitu area aktifitas, area produksi dan area perlindungan.
Ekosistem danau tidak hanya berada pada wilayah air tapi juga daerah sekitar
yang akan mempengaruhi kondisi danau, flora fauna hingga manusia yang berdiam
dan berkepentingan di sekitar danau.
“dengan adanya pihak-pihakyang
terlibat dalam pelestarian kompleks danau Malili kita harapkan akan bias
menjaga kelestarian ekosistem dan tak
kalah pentingnya penataan wilayah kelola dengan penetapan wilayah-wilayah
tertentu, yang juga mendukung upaya pelesatarian” kata Abriza.
Lanjut Abriza menjelaskan pelestarian dan perlindungan serta Penataan ruang
untuk ekosistem danau agar menjadi masukan dalam musrembang. Kemudian akan di integrasikan
kepada setiap SKPD untuk mennjadi program yang turut mendukung program
pelestarian dan perlindungan ekosistem danau.
Kompleks danau Malili yang selama ini berada dalam lingkup BKSDA dianggap
tidak efektif dalam melakukan upaya pelestarian. Hingga perlu melibatkan
pastisipasi Akademisi dan NGO. Sebut saja Fak. Kehutanan UNANDA yang fokus pada
tumbuhan endemik, Fak. Perikanan UNANDA yang fokus pada Hewan endemik, dan
Perkumpulan Wallacea dalam bentuk penataan ruang baik di danau dan sekitarnya.
Selain itu Adi Wijianto dari Burung Indonesia menjelaskan, area Wallacea dan Kompleks Danau Malili secara khusus adalah daerah yang terkenal dengan keendemikan flora dan faunanya. Hal ini hanya ditemukan di kompleks danau Malili dan tak ada di tempat lain. Jika hal ini tak segera dilindungi dan dilestarikan hingga menyebabkan kepunahan, maka tak akan ditemukan lagi hal yang sama di tempat lain.
Program Burung Indonesia memokuskan program pada beberapa aspek penting ekosistem
danau, yaitu site, spies dan pelibatan masyarakat yang selamnjutnya akan
melahirkan kebijakan baik tingkat desa maupu
kabupaten. Diharapkan desiminasi ini dapat menjadi pembelajaran bagi
semua pihak tentang model dalam upaya perlindungan ekosistem danau Malili
kedepannya.
Sebagaimana di ketahui Fak. Kehutanan UNANDA selama satu tahun menjalankan program
peletarian spies tumbuhan endemik. Fak. Perikanan UNANDA menjalankan program pelestarian hewan
endemik danau Ikan Bottini. Sementara Perkumpulan Wallacea Palopo fokus pada
penataan wilayah kelola dan beberapa kegiatan ekonomi masyarakat di dua desa
Matano dan Nuha yang berada di pesisir danau Matano.
http://lagaligopos.com/read/wallacea-desiminasi-program-perlindungan-kompleks-danau-malili/
Belum ada tanggapan untuk "Penataan Ruang Partisipatif Untuk Perlindungan Ekosistem Danau"
Post a Comment