Rani Andriani gadis desa yang baru usai di makamkan siang tadi
(18/1/2015). Rani tewas tertembus peluru tajam para eksekutor sebagai
akibat dari keputusan Jaksa Agung karna Rani adalah pengedar Narkoba.
Hukuman mati, benar dan tepat karena perbuatan mereka merusak generasi bangsa dan merusak berbagai sendi kehidupsn.Adanya efek jera lewat hukuman mati, telah memotong jalur kerusakan masyarakat dan membuat berfikir para pengedarnya.
Namun pernah kita berfikir Rani Gadis desa yang hanya tamatan sekolah tingkat atas mengapa jadi pengedar narkoba. Gadis desa yang hidup di tanah Jawa yang padat dengan segala masalah sosial ekonomi. Rani yang ingin hidup layak secara ekonomi untuk menghidupi keluarganya sebagai anak sulung punya tanggung jawab besar bukan hanya untuk dirinya tapi juga bapaknya yang beranjak senja dan adik-adiknya.
Pernahkah ada yang berfikir, Rani berjuang hingga mati demi kehidupan yang layak di tengah negeri yang kaya namun tak membuat kaya Rakyatnya. Negeri yang di jual kepada asing negeri yang di kuras habis oleh pejabat yang merasa pemilik (korupsi).
Mengapa Rani tak di beri ruang untuk memperbaiki diri dengan mengawasinya, memberi pekerjaan layak sebagaimana layaknya negeri yang kaya memberi kehidupan pada rakyatnya agar terlihat sisi pendidikan dari hukum. Bukan membebani tuduhan hingga vonis mati tanpa melihat latar belakang mengapa dia melakukan.
Kini Rani menjadi pelajaran, kita bisa bersyukur karna putusnya tindakan perusak bangsa namun hati kita haruslah lebih ciut lagi,lebih terharu, lebih sedih, melihat kenyataan negeri yang kaya hanya berisi pejabat-pejabat korup yang mengisi kantong mereka sendiri dan memiskinkan rakyatnya sendiri. Apalah hendak di kata, dan wajar demi ekonomi halal kadang tangan tak sampai hingga perbuatan buruk jadi alternatif. Rani gadis desa hanya tahu mencari uang, tak terbesit dalam fikirannya pemimpin negerinya yang telah mematikannya sejak dia lahir hingga peluru tajam menembus tubuhnya.
Belum ada tanggapan untuk "RANI YANG TERBUNUH SEJAK LAHIR"
Post a Comment