YAMAN
Persetujuan Liga Arab dan negara2 anggota
OKI untuk melancarkan serangan militer ke Yaman, memperlihatkan besarnya skala
perang ini nanti. Arab Saudi sendiri sudah menggelar pasukannya di perbatasan.
Yaman akan dijadikan Suriah ke dua dengan
masuknya ISIS ke wilayah itu dan mengklaim berhasil melakukan bom bunuh diri di
2 masjid yang menewaskan lebih dari 100 orang.
Masuknya Jenderal Qasim Sulaimani, the
Shadow Commander dari Iran, yang berhasil mengawal peperangan di Suriah,
Lebanon dan Irak menunjukkan betapa seriusnya perang ini ke depan.
Bahkan mufti2 Saudi sudah mulai
mengeluarkan fatwa untuk jihad di Yaman. Fatwa2 ini penting bagi mereka, karena
mereka tidak ingin dipandang bahwa ini pertempuran sesama muslim. Yaman yang
sekarang di kuasai milisi Houti dan mayoritas bermazhab syiah zaidiyah di-fatwa
kafir dan kafir layak di perangi. Untuk memerangi para kafir di Yaman, mereka
harus bekerja-sama dengan negara yang lebih "muslim" seperti AS,
Inggris dan Israel.
Saudi wajib takut dengan dikuasainya Yaman
oleh milisi Houti atau dikenal dengan Ansharallah. Yaman berbatasan langsung
dengan Saudi dan Oman. Ketika milisi Houtii masih menjadi organisasi perjuangan
saja, mereka berhasil masuk ke jantung Saudi, apalagi sekarang mereka sudah
menguasai negara.
Milisi Houti didukung oleh sebagian besar
rakyat dan tentara Yaman yang muak dengan pemerintahan lama yang korup sehingga
Yaman tidak pernah beranjak dari kemiskinan meski mereka adalah negara produsen
minyak. Sejak lama milisi Houti berperang dengan pemerintah Yaman dan suku-suku
yang dipersenjatai Saudi dan ketika mereka berhasil menguasai negara bisa
dibayangkan ketakutan Saudi.
Ketakutan yang sama muncul dari AS dan
Israel melihat Iran mulai memperlebar sayapnya. Jika Yaman berhasil dikuasai,
bukan tidak mungkin Oman, UAE bahkan Saudi sendiri akan merasakan dampaknya.
Sebenarnya apa yang mereka takutkan dari
Iran ?
Faktor yang paling menakutkan dari Iran
adalah pengaruhnya. Iran membawa api revolusi ke negara-negara timur tengah
supaya mereka merdeka dari penjajahan negara-negara barat melalui ekonomi dan
ideologi.
Hal yang perlu direformasi adalah konsep
monarki atau kerajaan yang selama ini menjadi keuntungan bagi barat untuk
menancapkan kuku kekuataannya melalui ekonomi kapitalis.
Barat cukup memegang 'raja'nya, maka satu
negara akan mereka kuasai. Dengan itulah mereka memperlebar kekuasaannya,
menguasai ekonominya dan memperbudak rakyatnya. Iran membawa api revolusi di
dada para orang tertindas untuk bangkit dan merdeka.
Begitulah kenapa milisi Houti di Yaman
didukung rakyat dan tentara sehingga mereka berhasil menggullingkan Presiden
dan kroninya yang korup. Revolusi Yaman ditakutkan akan menjadi titik awal
revolusi di negara2 timur tengah yang rata2 monarki.
Perang ini akan semakin menarik karena ini
menjadi magnet juga bagi Vladimir Putin untuk masuk ring. Putin butuh sesuatu
yang menyentak sesudah ekonominya dihancurkan AS melalui perang mata uang.
Suriah memang awal dari perang besar
seperti yang di nubuat-kan, dan dunia akan terbelah menjadi 2 kekuatan besar.
Tepat seperti apa yang dikatakan Imam Ali as : "Apabila terjadi perbedaan
dua pasukan di Suriah, maka tdk akan selesai hingga tibanya ayat2 Allah"
Ayat2 Allah itu adalah datangnya Imam
terakhir dari keturunan Rasulullah Saw.
Rasanya hari-hari ke depan kita akan
semakin sering minum kopi. Kita akan mengulang pertarungan di media sosial
seperti saat perang Suriah dan chaos di Mesir.
BUIH DI LAUTAN
Saat berkobarnya perang Yaman, beranda
fesbuk anda pasti akan di penuhi oleh orang-orang yang sibuk meng-kafirkan
syiah dengan pasword "Kami ahlusunnah.." Atau "Kami umat
muslim..."
Anda harus jeli, itulah bentuk Ideologi
politik wahabisme yang dianut Saudi yang diambil dari nama penemunya muhammad
bin abdul wahab.
Ini tidak lepas dari propaganda yang akan
semakin digencarkan Arab Saudi bahwa mereka di Yaman memerangi Syiah kafir.
Wahabisme memang berusaha keras untuk
menyusup di kalangan muslim. Mereka awalnya membantai dan memenjarakan kaum
salafi Saudi dan menyebut diri mereka sendiri sebagai salafi.
Kemudian mereka meningkatkan tensinya
dengan meng-klaim bahwa mereka-lah sebenarnya sunni atau ahlusunnah. Di
Indonesia, mereka meng-klaim sebagai ahlusunnah wal jamaah atau disingkat
aswaja. Padahal sebutan aswaja ini identik dengan NU. NU sendiri mereka
singkirkan dengan sebutan kaum kuburiyyun atau penyembah kubur.
Dalam skala yang lebih luas, mereka meng-klaim
sebutan "muslim" atau "umat Islam" sebagai label mereka.
Yang diluar golongan mereka adalah kafir. Itulah kenapa ISIS dengan mudahnya
membantai sunni di Suriah dan Irak, karena mereka memang sudah di-cap kafir.
Perhatikan nanti kata2 mereka, kurang
lebih seperti ini, "Kami umat muslim akan menghadapi kafir syiah..".
Mereka akan selalu membawa-bawa kata sakti "pertempuran sunni vs syiah
atau muslim vs syiah" sebagai justifikasi bahwa mereka adalah muslim dan
sunni. Ini memang strategi untuk mengacaukan pandangan kaum mazhab sunni yang
mayoritas di dunia bahwa "saudara" mereka berperang dengan
"musuh" mereka.
Kalau tidak jeli, tentu anda akan sulit
membedakan antara ideologi politik wahabisme dan mazhab sunni, seakan2 yang
berperang itu adalah sunni vs syiah. Dan biasanya, sunni yang ilmu-nya dangkal
akan ikut terbawa arus mereka.
Perhatikan dengan baik, ada satu kesamaan
yang akan memisahkan mereka yang berpaham wahabisme dari mereka yang bermazhab
sunni. Kata2 "syiah" biasanya membakar hati mereka itu sehingga
membuka topeng juga jati diri mereka.
Sudah saatnya minum kopi dengan cerdas
dalam menilai sesuatu, jangan seperti apa yang dikatakan Rasulullah Saw,
"umatku pada akhir zaman banyak tapi mereka seperti buih di lautan.."
70 KELOMPOK
Pagi-pagi baca komen bahwa umat Islam akan
terbagi menjadi 70 golongan dan semua terpecah bla bla...
Sering sekali melihat pernyataan seperti
itu. Yang tidak sering adalah pertanyaan, "dari 70 golongan itu yang mana
yang benar ?"
Ayo kita kupas sedikit sambil minum kopi.
Kita mulai dari "Janji iblis" di surat al hijjr 39-42.
"Iblis berkata: "Ya Tuhanku,
oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat pasti aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan mereka) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan
mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang MUKHLIS di antara
mereka".
Allah berfirman: "Ini adalah JALAN YG
LURUS; kewajibanKu-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada
kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu
orang-orang yang sesat."
Jalan yang lurus selalu dikaitkan dengan
"bagaimana", sehingga pengertiannya menjadi bersifat umum seperti
berbuat kebaikan. Padahal kebaikan bisa jadi relatif, dan ingat iblis berjanji
bahwa manusia akan memandang baik perbuatan mereka di dunia.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa jalan
yang lurus atau shiratal mustaqim adalah "apa dan siapa" sehingga
tidak terjadi pemahaman berdasarkan asumsi pribadi.
Mari kita lihat siapakah yang disebut
sebagai jalan yang lurus itu.
Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Demi
Allah, kami adalah JALAN YG LURUS” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1, hadis ke 89)
Imam Muhammad Al-Baqir (sa): “Kami adalah
JALAN yang jelas dan LURUS menuju kepada Allah Azza wa Jalla, dan kami adalah
nikmat untuk makhluk-Nya.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn 1, hadis ke 105)
Imam Zainal Abidin (sa) berkata: “Kami
adalah pintu Allah dan kami adalah JALAN YANG LURUS.” (Tafsir Nur Ats-Tsaqalayn
1, hadis ke 97)
Ini ada ayat yang lebih jelas.
"Sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yg
lurus, maka ikutilah dia:dan jangan-lah km mengikuti jalan-jalan (yg lain), krn
jalan-jalan itu mencerai-berikan kamu dari jalan-jalan Nya" [
Al-An'am:153]
Jadi kita bisa paham "apa dan
siapa" sebenarnya jalan yang lurus itu dan bukan "bagaimana".
Ada pertanyaan yang bagus. Bukankah
shiratal mustaqim itu jembatan di akhirat yang dikenal dengan "titian
rambut dibelah tujuh" karena saking tipisnya ?
Benar. Mari kita lihat penjelasan Imam
Jafar ash shadiq as, sumber ilmu dari Imam 4 mazhab ahlusunnah.
Shirâth adalah jalan dan kemudian
dideskripsikan dengan redaksi kata "mustaqim," yang bermakna jalan
lurus.
Imam Jafar Shadiq As bersabda : ”Shirâth
adalah jalan makrifat kepada Tuhan yang mencakup dua jalan yaitu jalan di dunia
dan jalan di akhirat. Adapun shirâth di dunia adalam imam yang mesti harus
ditaati, dan shirâth di akhirat adalah jembatan yang melintasi neraka jahannam.
Barang siapa melintas dengan baik di atas
jalan (shirat) dunia, yaitu mengenal dan mentaati imamnya maka di akhirat kelak
ia akan melewati jembatan shirâth dengan mudah.
Dan barang siapa yang tidak mengenal
imamnya di dunia maka di akhirat kelak kakinya akan tergelincir dan terjerembab
jatuh ke dalam neraka."
Jadi kita mulai paham, bahwa di antara 70
golongan yang terpecah, pasti ada satu golongan yang benar. Dan kebenaran
selalu kita kembalikan kepada Tuhan yang menunjukkan jalan yang lurus melalui
pembawa pesanNya, Rasulullah Saw.
Sudah mulai dingin kopinya ? Saya jadi
teringat dulu waktu masih maksiat sering bercanda dengan teman,
"Kembali-lah ke jalan yang benar..."
Agama yang benar seharusnya tidak
meninggalkan pertanyaan di kepala. Semua pasti ada jawabannya. Sehingga kita
nanti tidak protes kepada Tuhan bahwa kita tidak mendapat petunjuk apapun.
Jangan sampai Tuhan membalas dengan pernyataan, "Bukankah sudah Ku
tinggalkan petunjuk dan Ku sandingkan dirimu dengan akal ?"
Terlalu panjang status ini, nanti
membosankan. Saya tutup saja dengan syair Imam Syafii, Imam mazhab terbesar
ahlusunnah.
"Ketika umat beragama terpecah
menjadi tujuh puluh kelompok
Melebihi apa yang dijelaskan oleh dalil
naqli
Tidak ada yang selamat dari
kelompok-kelompok itu,
Kecuali satu kelompok.
Katakanlah kepadaku, kelompok yang menjadi
harapan itu
Apakah keluarga Muhammad berada dalam
kelompok yang akan hancur ?
Atau dalam kelompok yang berlepas diri
dari mereka ?
Maka kamu tidak berlaku adil
Karena pemimpin kaum berasal pada mereka
Aku rela dengan mereka, keselamatanku
tidak akan hilang dibawah perlindungan mereka.
Aku rela mengangkat Ali dan keturunannya
sebagai Imam
Dan kamu berada dalam kelompok yang akan
binasa....
(Imam Syafi’I, dikutip oleh allamah
al-Ajili dalam dzakhih al-mal).
Belum ada tanggapan untuk "PERANG YAMAN DAN PERBEDAAN DALAM TUBUH ISLAM"
Post a Comment