Pernah mendengar seorang ustas berkata
seperti ini "Quraish shihab itu susah mau mengajari umat islam sekalipun
dia ahli tafsir, anaknya saja Najwa Shihab tidak berjilbab bagaimana mau
mengajari orang lain tentang islam"
Mangut-mangut mendengarkan itu dan memang
benar, Najwa Shihab adalah anak Qurais Shihab tidak berjilbab dan selalu nongol
di acara TV utamanya Metro TV. Anaknya di kenal luas dengan acara Mata Najwa.
Namun ustas ini keliru menurut saya, karena
dia menganggap keimanan, ilmu pengetahuan, dan ketakwaan bisa di turunkan
melalui hubungan genetik. Jika orang tua beriman maka anaknya juga harus sama.
Saya jadi ingat dengan cerita Nabi Nuh salahsatu anaknya tidak naik ke kapal saat banjir besar dan ikut di tenggelamkan. Saat itu nabi Nuh jadi sedih dan mengadu pada Allah. Namun Allah menegur Nabi Nuh jika anaknya bukanlah ahli warisnya. Ini salahsatu bukti Keimanan, ilmu pengetahuan, dan ketakwaan tidak bisa di turunkan secara genetik.
Saya jadi ingat dengan cerita Nabi Nuh salahsatu anaknya tidak naik ke kapal saat banjir besar dan ikut di tenggelamkan. Saat itu nabi Nuh jadi sedih dan mengadu pada Allah. Namun Allah menegur Nabi Nuh jika anaknya bukanlah ahli warisnya. Ini salahsatu bukti Keimanan, ilmu pengetahuan, dan ketakwaan tidak bisa di turunkan secara genetik.
Lebih parah lagi istri Nabi Luth yang ketika
Allah menghancurkan kota Sodom. Istri Nabi Luth ikut tertinggal bersama
orang-orang yang terkena Azab. 1 bukti lagi keimanan, ilmu pengetahuan, dan
ketakwaan tidak bisa terwariskan dengan ikatan nikah yang menyatukan dalam 2
jiwa.
Jika Nabi Nuh saja yang derajatnya sangat
tinggi disisi Allah tidak bisa menjamin keturunannya maka bagaimana dengan
Quraish Shihab terhadap anaknya Najwa Shihab. Terlalu keliru menilai seorang
Qurais Shihab hanya dengan menilai anaknya atau dengan cara pandang genetik.
Bagi saya potensi akal dan pilihan seseorang
dalam hidup ini lebih mendominasi akan seperti apa seseorang dalam menjalankan
hidupnya. Genetik tak lebih dari sebuah proses material dari manusia dalam
kandungan hingga hingga kehidupan masa tua dan di akhiri dengan menjadi tanah.
Akal dan pilihan adalah hal yang paling
paling istimewa dalam dalam diri manusia yang bisa menjadikan seorang manusia
taat atau melawan. Akal juga yang dapat meninggikan drajat seorang manusia yang
di beri gelar ulil amri oleh Allah dalam Al Qur'an