PERTIKAIAN ASAP

Sungguh aku heran saja, ketika orang-orang perokok di cela sedemikian rupa bahkan di kampanyekan dengan "Anti Rokok" yang secara tidak langsung anti terhadap orangnya (baca perokok). Analoginya juga sangat sederhana kalau kita perokok aktif maka yang tidak merokok adalah perokok pasif. Maka perokok aktif akan meracuni perokok pasif.

Kalau kita mau melihat bahkan dengan menutup mata sekalipun kemudian berdiri di pinggir jalan raya maka kita akan tahu penyumbang asap terbesar di dunia dan berpotensi besar merusak kesehatan adalah asap kendaraan bermotor. Bukan rokok yang di bakar dengan santai oleh para perokok aktif.

Ada juga yang terkadang bilang seperti ini "silahkan anda merokok tapi cukup meracuni diri anda jangan meracuni orang lain". Saya jadi tambah bingung, bukankah sifat dan hukum alam udara/ asap nyaris sulit di genggam bahkan materi yang paling liar di bumi. Jadi bagaimana para perokok itu mau mengurung/ menyimpan asapnya jika angin sudah membawanya terbang menyatu dengan berbagai udara di sekitar manusia seperti penyatuan sang pecinta kepada sang khalik. hehehehe

Lalu saya hanya melontarkan pertanyaan sederhana pula. Kalau kenyataannya asap kendaraan bermotor lebih banyak mengotori udara di bumi dari asap rokok kenapa cuma rokok saja yang di cela dengan program "Anti Rokok" supaya lebih adil buatlah kampanye "Anti Asap Kendaraan Bermotor" maka impaslah sudah masalah asap yang selalu di ributkan.

Mungkin saja tetap bisa di debat argumen yang di sampaikan di atas dengan menggunakan penjelasan "Asas Manfaat". Kalau kendaraan sekalipun berasap tapi asas manfaatnya lebih besar bagi manusia rokok manfaatnya hanya untuk penghisapnya. Ya bro benar juga sanggahanmu, namun saya juga akan berucap seperti ini, karena asas manfaatnya besar maka pengrusakan udaranya juga besar sama dengan rokok karena asas manfaatnya kecil maka pengrusakan udaranya juga kecil. Lho, sama saja kan bro jika intinya adalah mau memberantas asap yang merusak kesehatan harusnya brendel dulu yang penyumbang terbesarnya.

Ada juga yang kemudian berargumen dengan pandangan agama yang bahasanya kira-kira seperti ini "merokok ada manfaatnya namun mudaratnya lebih besar". Kata orang Luwu "emba sanga" bukankah kendaraan bermotor yang asapnya sangat banyak bahkan baunya kadang minta ampun juga memiliki mudarat terhadap kesehatan manusia.

Ibaratnya begini, dalam 1 kampung ada 1000 orang penduduk, katakanlah 600 orang punya kendaraan motor dan 150 orang punya mobil maka yang membuang asap yang banyaknya melebihi asap rokok ada 750 orang yang setiap hari lalu lalang di jalanan kampung lalu siapa yang akan merasakan asap kendaraan yang liar itu?. Ya 250 orang dari sisa penduduk kampung yang tidak punya kendaraan akan ikut menghirup asap mematikan itu.

Lalu jika di kampung itu ada sekitar 300 orang yang merokok (anggap saja perempuan ada 500 orang laki-laki 500 orang dan 200 laki-laki tidak merokok) apakah mau menuduh merekalah para perokok sebagai penyumbang asap terbesar yang bisa merusak kesehatan utamanya paru-paru. Jangan kita menuduh dengan cara pandang kesehatan universal tentang asap rokok namun menghakimi dengan berat sebelah.


Sekian saja dulu pertikaian dalam fikiran saya tentang perang kampanye antara perokok dan yang tidak merokok. Tambah lagi satu, saya senantiasa mendapati orang yang anti perokok dan suka kampanye "Anti Rokok" namun karena keuntungan pribadi dia jual rokok di warungnya. Ini namanya manusia berwajah ganda. Melawan penyakit tapi saat bersamaan ikut menyebarkan penyakit.

Postingan terkait: