GOLONGAN SEWOTISME

Said Aqil Siraj kembali terpilih sebagai ketua dalam muktamar NU. Di jejaring sosial banyak menanggapi dengan berbagai macam cara. Ada yang mengucapkan selamat, ada yang memberi tanggapan fositif tidak lupa juga beberapa orang memberi kritikan hingga menghubungkan aliran-aliran tertentu di luar dari NU.


Mungkin wajar Said Aqil Siraj terkenal terhadap pembelaannya atas diskriminasi beberapa aliran minoritas di negara ini. Belum lagi wacana islam nusantara yang di gembor-gemborkan NU kini menjadi wacana yang hangat di perbincangkan. Hingga tak sedikit memunculkan wacana sejarah terkait NU dan Muhammadiyah yang awalnya mereka sangat akur sekali. Hingga ada yang merasa kasihan dengan NU karena dianggap tidak faham sejarahnya dan gagal faham selama ini dalam memperlakukan islam dan beberapa aliran minoritas.


Tak mesti heran terhadap tanggapan sinis beberapa orang-orang yang menuduh ini itu terhadap tindakan NU terlebih tuduhan terhadap tokoh-tokohnya seperti almarhum gusdur dan terakhir Said Aqil. NU adalah NU mereka muktamar dan itulah keputusan terakhir dari muktamar mereka. Pertanyaannya mengapa ada yang sewot hingga kembali melempar isu-isu basi.


Isu-isu basi yang saya maksud adalah menghubung-hubungkan terpilihnya Said Aqil Siraj dengan pembelaannya terhadap golongan/ aliran minorotas. Jika bukan NU jangan terlalu sewot alangkah baiknya ubah diri jadi NU dulu, rasakan ber-NU baru lihat dan kritik NU. NU yang lebih memahami dan melakukan untuk NU adalah orang NU sendiri. Bukan kalangan sewotisme yang sewotnya melangit di jejaring sosial.


Biarlah NU melakukan hasil-hasil keputusan muktamar. Jika kita bukan NU mengapa tak berfikir fositif dengan membangun kerja sama. Jika tak mau pusing maka sudahlah tak perlu sewot tingkat dunia maya uruslah keislaman kita sendiri yang akan kita pertanggungjawabkan di depan Allah kelak.



*Selamat Bapak Said Aqil Siraj atas terpilihnya sebagai ketua NU*

Postingan terkait: