Bagai kebakaran jenggot, di beritakan oleh
media sejumlah alumni dan kader HMI harus melakukan klarifikasi tentang isu
miring yang di angkat media. Namun sulit untuk melakukan perbaikan kembali
ketika media telah mengangkat sebuah berita yang bersifat negatif.
Semakin dalam ilmu semakin bijaklah manusia.
Alih-alih mau mengambil pelajaran dan berfikir fositif atas pemberitaan miring
media kader HMI dan sejumlah alumni sibuk jungkir balik melakukan konfirmasi,
memberikan jawaban, dan jungkir balik melakukan pembenaran tentang sejarah HMI
dan kehebatan senior-seniornya. Untung baik jika jungkir balik pembenaran itu
sesuai dengan tempatnya. Namun apa hubungan pemberitaan media dengan kehebatan
senior-senior HMI. Tak ada..,
Melihat efek dari pemberitaan media ini HMI semestinya
sudah dapat melihat dan membaca tantangan kedepannya. Media dan kebebasan
berpendapat adalah sebuah tantangan yang mau tak mau harus di lalui kader-kader
HMI. Ditengah pengkaderan yang melahirkan banyak orang-orang intelektual namun
di media yang hari ini menguasai separuh dari dunia nyata HMI sepertinya
tertinggal jauh. Sebut saja media non mainstream sekelas indoprogress,
mojok.com, pindai.org, koran opini, islamlib.com dan sejumlah media pemikiran lainnya di dunia maya.
Jika membuka berbagai website, blog dll yang
berhubungan dengan HMI maka akan di temukan dominan diisi dengan berita
kegiatan, foto-foto kegiatan, dan membicarakan ulang HMI. Namun analisis dan
kondisi kekinian dan masa depan masyarakat sepertinya sulit untuk di temukan.
Media adalah sebuah penyimbolan terbaru
dimasa kini dan paling cepat merubah cara pandang seseorang terhadap dunia dan
pandangan dunianya. Keberdaan jejaring sosial dan informasi telah menjadikan
sebagian dunia nyata kita berpindah ke dunia maya (dunia tak nyata). Era
informasi yang di dominasi kecepatan jika tak dapat di imbangi maka yakin saja
sebesar apapun kita hanya besar diantara kita saja.
Terlepas dari Umbarto Eco mengatakan
semiotika/ penyimbolan adalah "cara untuk melakukan kebohongan".
Namun penyimbolan bagi setiap organisasi itu perlu. Karakteristik dan ciri HMI
yang selalu mengedepankan kebebasan berfikir dan intelektual harus dapat
bersaing di dunia digital.
Melihat intensitas perkaderan HMI yang masih
tinggi, terutama LK II yang didalam forum tersebut sejatinya setiap kader mampu
menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan/ makalah maka dapat menjadi peluang
besar bagi HMI untuk menyebarkan gagasan-gagasan setiap kadernya.
Selain itu tantangan nyata bagi HMI, gerakan
pemikiran tidak lagi dapat di lihat sebagai ide tapi mesti melahirkan karya.
Seperti yang di katakan oleh Dekan Filsafat UGM Dr. Mukhtasar "filsafat
tak hanya sebatas ide dan diskusi tapi harus tertuang dalam kebahasaan dan
karya". Pemikiran harus melahirkan karya barulah dapat di akui sebagai
hasil dari berfikir.
Semakin kecilnya batasan dalam menjalankan kebebasan
saat ini keder HMI harus mengambil peluang dan posisi dengan melahirkan
karya-karya sebagai hasil dari perkaderan.
Media yang sudah tak terikat dan bebas
seperti sekarang mempengaruhi pemikiran manusia tak akan dapat di lawan dengan
hujatan, keritikan, apalagi somasi. Tantangan media mesti di hadapi dengan
media yang memiliki gagasan dan tujuan tertentu yang ada pada kader-kader HMI.
Belum ada tanggapan untuk "HMI DAN TANTANGAN MEDIA"
Post a Comment