Sumber: http://jurnallaporan.blogspot.co.id/ |
Pernah menjadi yang berbeda dari kebanyakan
orang? Mungkin iya, kita semua adalah sama sebagai ciptaan Tuhan tapi
masing-masing kita tetap berbeda sesuai identitas masing-masing.
Dalam sebuah komunitas masyarakat akan
ditemukan dua hal yang senantiasa bertarung, pandangan dominan dan minoritas.
Dominan cenderung merasa di atas angin, paling baik, paling benar. Dengan
pongah berdiri tegak bagai di atas angin memandang rendah pada minoritas.
Tampil berbeda, baik dari penampakan hingga
cara berfikir dihadapan para kaum dominan memiliki resiko. Resiko yang paling
banyak adalah disisihkan, tak dianggap sebagai bagian, bahkan seperti musuh
yang harus disingkirkan.
Diberbagai tempat manusia tersisihkan ini
mudah ditemukan. Walau tak begitu mencolok karena tenggelam dalam dominasi para
dominan, mereka adalah para pemberani. Memiliki cara pandang sendiri dan
cenderung berbeda, tak ingin terikat dengan hegemoni dominan, bahkan cara
berprilaku dan penampilan ikut berbeda.
Jika diperhatikan setiap apa yang disampaikan
bahkan dalam diam hanya dengan penampilan mereka adalah para pengkritik.
Dominasi yang coba menyamaratakan setiap manusia akan dilawan dengan alasan
eksistensinya yang memang berbeda.
Namun bukan berarti mereka buta pada nilai
sosial. Sekalipun disisihkan mereka begitu kreatif menjelajahi dunia ini. Rasa
kebersamaaan, solidaritas, satu rasa mewarnai pergaulan mereka. Semakin
disisihkan tidak membuat mereka lantas roboh bagai pohon yang ditebang. Dengan
keyakinannya mencari tempat di mana kebebasan untuk berfikir dan
mengaktualisasikan pikirannya.
Mungkin benar, mengikuti hal yang cenderung
dominan sebagai sebuah hegemoni dalam masyarakat terkadang hanya melahirkan
para penurut yang terpenjara, baik jiwa maupun pikiran. Namun pikiran baru yang
cenderung revolusioner terkadang lahir dari orang-orang yang tersisihkan.
Mereka tak langsung menerima dominasi suatu kelompok atau zaman.
Kita akan menemukan aktor-aktor perubahan itu
adalah mereka yang belajar menata masa depan dengan mengkritik masa kini. Buah
pikiran mereka terkadang melampaui zamannya, hingga sulit diterima oleh
kebanyakan orang. Mereka melihat perubahan adalah kepastian, hidup tidaklah
stagnan tapi statis. Namun tak sedikit pula karya mereka dinikmati dan
mendominasi di saat mereka telah tiada.
Belum ada tanggapan untuk "MEREKA YANG TERSISIHKAN"
Post a Comment